Setiap manusia akan ditanya pada hari kiamat tentang segala amal perbuatannya sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari hadits Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dan beliau berkata bahwa hadits ini derajatnya Hasan Shahih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ تَزÙول٠قَدَمَا عَبْد٠يَوْمَ الْقÙيَامَة٠Øَتَّى ÙŠÙسْأَلَ عَنْ أربع : عن عÙمْرÙÙ‡Ù ÙÙيمَا Ø£ÙŽÙْنَاه٠وَعَنْ عÙلْمÙÙ‡Ù ÙÙيمَا Ùَعَلَ وَعَنْ مَالÙÙ‡Ù Ù…Ùنْ أَيْنَ اكْتَسَبَه٠وَÙÙيمَاأَنْÙَقَه٠وَعَنْ جÙسْمÙÙ‡Ù ÙÙيمَا أَبْلاَهÙ.
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sampai ditanya tentang empat perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia gunakan, (2) tentang ilmunya, sejauh mana dia amalkan ilmunya tersebut, (3) tentang hartanya, dari mana harta tersebut didapatkan dan untuk apa harta tersebut dibelanjakan, dan (4) tentang tubuhnya, untuk apa dia gunakan.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits ini menjelaskan tentang apa yang akan terjadi pada hari kiamat, masing-masing kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah subhanahu wata’ala. Tidak ada orang tua di sisi kita, semuanya bertanggungjawab dengan dirinya sendiri, tidak ada yang menggantungkan kepada orang tuanya, walaupun dahulu orang tuanya mungkin orang yang besar dan mempunyai kedudukan. Ketika hari kiamat, itu semua akan sirna, semua berdiri dengan dirinya sendiri, mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya ketika di dunia.
Yang menjadi pokok bahasan disini adalah apakah rasul-rasul Allah juga menghadapi pertanyaan pada hari kiamat?
Berikut penjelasan Ust. Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi (dalam Anda Bertanya Islam Mejawab) bahwa;
Para rasul Allah akan ditanya dan diminta pertanggungjawaban mereka kelak di akhirat tentang tugas risalah dan amanah Allah yang harus disampaikan kepada umat. Sebenarnya pertanggungjawaban para rasul adalah lebih berat.
Firman Allah,
"Ingatlah, hari ketika Allah mengumpulkan para Rasul, lalu Allah bertanya kepada mereka, Apa jawaban mereka terhadap seruanmu?"'Para Rasul menjawab, ”Tidak ada pengetahuan kami tentang itu, sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui perkaraperkarayang gaib.'" (al-MaaKidah: 109
Firman-Nya lagi,
"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu)." (an-Nisaa": 41)
Ketika ayat ini turun, Rasulullah menangis.
Firman Allah,
"Berkatalah Rasul, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qufan ini suatu yang tidak diacuhkan."' (al-Furqaan:30)
Firman Allah,
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Danjika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan amanah-Nya…." (al-Maa'idah: 67)
Apabila seorang Rasul mengurangi, walau sedikit pun amanah Allah, berarti dia tidak menyampaikan keseluruhan amanah itu.
Sumber Pustaka:
Sya’rawi, Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab. Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Dakwah Islamiyah. 2010. Nikmat Allah Yang Manakah Yang Kalian Dustakan. (Online). (Diakses 12 Juli 2015, dakwahislamiyah.wordpress.com)
sumber : fastabiqmedia.blogspot.com